Peduli, Lazismu Sumenep Santuni Nenek Sebatang Kara Berusia 90 Tahun

PEDULI: Salah satu anggota Lazismu Sumenep menyerahkan bantuan berupa uang dan sembako kepada nenek Maimunah yang terbaring di kamarnya (santrinews.com/bahri)

SUMENEP – Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Sumenep melakukan aksi kemanusiaan dengan memberikan santunan berupa uang dan sembako kepada seorang lansia bernama Maimunah yang beralamat di Desa Pajagalan Jl Asoka Sumenep, Senin, 9 Maret 2020.

Maimunah berusia sekitar 90 tahun menurut keterangan tetangganya bernama Karamil. Perempuan yang hidup tanpa anak dan suami itu mengalami sakit sejak 10 tahun terakhir. Ia lumpuh sejak 3 tahun lalu.

Bacaan Lainnya

Ketua Lazismu Sumenep Abdul Mannan mengatakan, bantuan yang diberikan kali ini dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat dan pemerintah agar ikut memperhatikan kondisi Maimunah.

Mannan menegaskan, pemerintah harus segera memberi perhatian khusus kepada Maimunah karena kondisinya yang sangat memprihatinkan sehingga sangat membutuhkan uluran tangan para dermawan.

“Semoga yang dilakukan Lazismu hari ini dapat mengetuk masyarakat dan terutama pemerintah Sumenep,” ujarnya usai memberi bantuan.

Selama ini, kondisi Maimunah luput dari perhatian Dinas Sosial (Dinsos) Sumenep. Padahal, tempat tinggalnya hanya berjarak kurang lebih 50 meter.

Dalam waktu dekat, lanjut Mannan, pihaknya akan berkomunikasi dengan pemerintah untuk memfasilitasi kebutuhan dan merawat Maimunah secara layak.

“Nanti tidak hanya Dinsos, kami juga akan ke Dinas Kesehatan Sumenep untuk meminta mereka membantu ibu Maimunah,” jelasnya.

Selain itu, Mannan berpesan kepada seluruh masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama terutama bagi orang-orang kecil seperti Maimunah.

“Pemerintah juga harus lebih aktif mendata masyarakat yang kurang mampu, karena masalah (ibu Maimunah) ini memalukan, karena dekat dengan kota dan kantor-kantor dinas,” pungkasnya.

Maimunah merupakan sosok perempuan yang teguh pendirian. Ia tidak mau bergantung sama orang lain meski keadaannya sudah renta dan sepuh. Ia tipe perempuan pekerja keras.

Sejak lumpuh, keseharian Maimunah hanya dihabiskan dalam bilik kamarnya yang sempit dan kumuh. Ia tidak bisa berjalan kemana-mana. Bahkan untuk buang hajat dia lakukan di atas ranjang reyot yang tidak lain merupakan tempat tidurnya.

“Kalau untuk makan sehari-harinya ya dari tetangga yang biasa jenguk ibu Maimunah,” jelas Karamil kepada santinews.com saat ditemui di kediamannya. (ari/onk)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.