Saat Puasa Hindari Berkata Jorok dan Marah

Apa saja yang membatalkan puasa dan mengurangi nilai pahala puasa. Bagaimana dengan orang yang menanagis dan marah ketika melaksanakan Puasa.

Pengertian puasa secara bahasa adalah Al-imsaku artinya menahan sedangkan secara istilah adalah menahan dari segala makanan dan meninuman yang dapat menyebabkan membatalkan puasa sesuai dengan syarat ketentuan.

Bacaan Lainnya

Ulama mazhab Syafi’i, Syekh Abu Syuja’ dalam Matnu Abu Syuja’ menerangkan 10 perkara yang membatalkan puasa, yaitu (1) masuknya sesuatu ke rongga bagian dalam tubuh (jauf) atau kepala, (2) memasukkan sesuatu melalui qubul (saluran kelamin pria/wanita) atau dubur (saluran anus), (3) sengaja muntah, (4) sengaja berhubungan badan, (5) mani keluar karena sentuhan kulit, (6) haid, (7) nifas, (8) gila, (9) pingsan sepanjang hari selama puasa, dan (10) murtad.

Dari 10 yang batalkan puasa tidak ada menangis atau marah. Ketika seseorang menangis, mustahil air matanya masuk dari rongga mata ke tenggorokan, yang dapat menjadi jalan batalnya puasa.

Menurut M Ali Zainal dikutip dari Tirto, terdapat satu konteks menangis dapat membatalkan puasa. jika air mata yang mengalir kemudian masuk ke mulut, bercampur liur lantas ditelan kedalam tenggorokan. Dalam hal ini, air mata jadi sesuatu yang masuk ke rongga tubuh. Namun, hampir mustahil hal ini akan terjadi.

sedangkan untuk marah, maka persoalan ini sudah dijelaskan oleh Nabi Muhammad “Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor, dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan ‘sesungguhnya aku sedang berpuasa’,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Dari hadis tersebut, seorang muslim diminta untuk mengendalikan emosi ketika berpuasa, bukan hanya sekadar menahan makan, minum, dan tidak berhubungan badan sejak fajar terbit (waktu subuh) hingga matahari terbenam (waktu magrib).

Ucapan “aku sedang berpuasa” dapat dimaknai bukan hanya sebagai peringatan kepada orang yang mengganggu kita, tetapi juga diri sendiri, bahwa tidak perlu merusak puasa dengan marah atau membalas perlakuan orang yang terlihat menyakitkan.

Jadi, menangis dan marah tidak membatalkan puasa, kemudian apakah mengurangi pahala puasa ? kemudian Rosullah bersabda bahwa banya orang puasa, tetapi ibadah tersebut menjadi sia-sia

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga,” (H.R. Thabrani).

Pada dasarnya, seseorang yang berpuasa mesti menghindari hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa, termasuk perkataan yang sia-sia perkatan jorok/porno, ghibah dan lain2

Rasulullah bersabda, “Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rafats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa,” (HR. Ibnu Majah dan Hakim).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.