Ponpes Mathali’ul Anwar Peringati Hari Santri dengan Orasi Kesantrian

SUMENEP – Pondok Pesantren Mathali’ul Anwar Pangarangan, Sumenep Madura Jawa Timur memperingati Hari Santri Nasional (HSN) dengan menggelar orasi kesantrian.

Ibnu Hajar Budayawan Sumenep dalam orasinya memaparkan makna peringatan Hari Santri Nasional (HSN).

Bacaan Lainnya

Ia memaparkan soal posisi santri milenial dalam konteks kekinian yang harus mampu ruang-ruang publik sepertiz politisi, pejabat, pengusaha dan konglemerat.

“Konteks kekinian maksud saya harus mampu dan bisa masuk pada ruang-ruang dimana ruang publik itu harus dimasuki oleh santri,” kata Ibnu Hajar.

Sebab kata Ibnu Hajar, santri itu sebagai khalifah (pemimpin) dimana santri sebagai pewaris ilmu kiai Jadi apapun dia sikap dan pemikiranya harus hati kiai.

“Sehingga dengan demikian santri harus menjadi rahmatan lil alamin,” kata dia menerangkan.

Menurutnya, tempo dulu santri dan kiai berjuang menegakkan kemerdekaan Indonesia. Kemudian bagaimana dengan konteks hari ini.

“Santri harus menegakkan NKRI, nilai-nilai pancasila, nilai qurani sehingga menjadikan Indonwaia negara yang maju dan menjadi rahmat untuk semua,” ungkapnya.

Diakhir Ibnu menegaskan, bahwa Hari Santri milik semua orang yang berjiwa santri. Dalam jiwa santri terdapat tawadhu, ikhlas dan takwa. “Sehingga dengan demikian 22 oktober tahun ini peringatan Hari Santri menjadi milik semua orang yang memiliki jiwa kesantrian,” tuturnya.

Sementara itu, K. Moh. Saifa Abidillah yang juga dewan pengasuh pondok pesantren Mathali’ul Anwar mengungkapkan, bahwa kegiatan hari santri ini rutin selalu diperingati setiap tahun, sejak tanggal 22 Oktober ditetapkan menjadi hari santri oleh pemerintah.

Lebih jauh dia berharap, kegiatan ini agar menjadi pemicu kepada santri di pondok pesantren Mathali’ul Anwar agar lebih kreatif dan meningkatkan ketekunan dalam belajar,

“kami mengundang Ibnu Hajar yang juga alumni pondok pesantren Mathali’ul Anwar, untuk memberikan orasi kesantrian dalam perspektif kebudayaan agar bisa memberikan pencerahan kepada para yuniornya tentang hakekat dan makna serta nilai-nilai kesantrian,” ujar kyai muda yang biasa dipanggil Gus Ebit ini.(rus)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.