MUI Jatim Nyatakan Nota Keberatan KH Miftachul Akhyar Mundur dari Ketua Umum MUI

SURABAYA – Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim) menyatakan keberatan atas pengunduruan KH Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

Hal itu tertuang dalam nota keberatan dengan surat MUI Jawa Timur secara resmi bernomor A-13/DP-P/III/2022, tertanggal 9 Sya’ban 1443 H/12 Maret 2022, ditandatangani Ketua Umum MUI Jatim KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah dan Sekretaris Umum MUI Jawa Timur Akh Muzakki.

Bacaan Lainnya

“Menyikapi informasi pernyataan pengunduran diri KH. Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia seperti yang diberitakan secara luas oleh berbagai media, bersama ini Dewan Pimpinan MUI Provinsi Jawa Timur menyampaikan nota keberatan dan ketidaksetujuan atas pernyataan pengunduran diri tersebut,” tutur Akh. Muzakki dalam keterangan resmi, Ahad, 13 Maret 2022.

Surat itu memuat beberapa pertimbangan, di antaranya:

Pertama, Surat Dewan Pimpinan MUI Provinsi Jawa Timur kepada Dewan Pimpinan MUI Nomor: 162/MUI/JTM/XII/2021 tertanggal 29 Desember 2021 tentang Permohonan kepada Ketua Umum MUI agar tidak mundur dari jabatannya.

Kedua, Aspirasi di lapangan yang menunjukkan keberatan atas pernyataan pengunduran diri KH Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum MUI.

Ketiga, Kepentingan kemaslahatan yang lebih besar bagi agama, bangsa dan negara.

Keempat, Bahwa MUI masih memerlukan sosok KH. Miftachul Akhyar untuk jabatan Ketua Umum yang mumpuni yang mampu merekatkan dan memperkuat persatuan serta kesatuan umat dan bangsa.

“Demikian nota keberatan ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami haturkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb,” akhir surat Nota Keberatan MUI Jawa Timur.

Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas mengatakan, banyak pihak terkejut setelah mengetahui pernyataan KH Miftachul Akhyar mundur sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat. Bahkan, sambungnya, internal jajaran kepengurusan MUI Pusat ikut mendapat reaksi keberatan.

Buya Anwar Abbas mengaku, pihaknya telah berkirim surat terbuka kepada jajaran PBNU dan warga NU agar mengikhlaskan KH Miftachul Akhyar, Rais Aam PBNU, tetap mengemban amanah kepemimpinan MUI.

Menurutnya, figur KH Miftachul Akhyar sangat dibutuhkan karena mampu mengayomi elemen-elemen organisasi Islam dalam naungan MUI.

KH Miftachul Akhyar dinilai sebagai tokoh dan ulama serta pemimpin yang sangat rendah hati, akrab disapa, sangat dibutuhkan dan diharapkan akan bisa mempersatukan umat.

“Tapi herannya saya mengapa NU tidak membolehkan dan merelakannya untuk melaksanakan tugas suci dan mulia tersebut sehingga saya benar-benar jadi bingung sendiri dibuatnya,” katanya.

Ia menegaskan, KH Miftachul Akhyar dipilih oleh semua pemilik hak suara di MUI tanpa perbedaan pendapat. Semua suara ingin MUI dipimpin oleh KH Miftachul Akhyar.

“Beliau Pak KH Miftachul Akhyar kami pilih untuk menjadi ketua umum kami di MUI dengan suara bulat tanpa ada lonjong sedikitpun,”tegasnya. (ril/ari)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.